JAKARTA, GOONERSREPORT.ID – Oscar Piastri, pembalap muda berbakat asal Australia, sedang menjadi sorotan dunia Formula 1 musim ini. Dengan 216 poin, ia memimpin klasemen sementara Kejuaraan Pembalap F1, unggul 15 poin dari rekan setimnya, Lando Norris. Lima kemenangan yang telah ia raih sejauh ini membuktikan bahwa Piastri adalah salah satu pembalap paling tangguh di grid. Namun, di luar lintasan, ada satu hal yang menarik perhatian kecintaannya pada klub sepak bola Arsenal.
Meski tidak tumbuh sebagai penggemar The Gunners, Piastri mengaku bahwa dukungannya pada Arsenal muncul karena pengaruh keluarga pacarnya. “Keluarga pacar saya semuanya fans Arsenal. Jadi, secara otomatis, saya juga mendukung Arsenal,” ujarnya dalam sebuah wawancara. Sebagai ‘Gooner’ sebutan untuk fans Arsenal Piastri tampaknya menemukan kesamaan nasib dengan klub favoritnya, yang kerap harus puas di posisi kedua.
Sorotan Performa Piastri di F1
Musim ini, Piastri telah membuktikan dirinya sebagai pembalap yang konsisten dan kompetitif. Lima kemenangan yang ia raih menunjukkan bahwa ia bukan hanya sekadar pembalap muda yang berbakat, tetapi juga mampu bersaing dengan veteran seperti Max Verstappen dan Lewis Hamilton. Dengan 216 poin, ia berhasil mengungguli rekan setimnya, Lando Norris, yang berada di posisi kedua dengan selisih 15 poin.
Menjelang kualifikasi Grand Prix Inggris di Silverstone, Piastri sempat mencatatkan waktu terbaik di lap terakhir. Namun, ia akhirnya harus puas dengan posisi kedua setelah Max Verstappen, pembalap Red Bull Racing yang telah empat kali berturut-turut menjadi juara dunia, menyabet pole position di detik-detik terakhir. Mirip dengan nasib Arsenal yang sering kali gagal meraih gelar juara, Piastri kembali harus puas di posisi kedua.
Tantangan di Silverstone
Balapan di Silverstone selalu menjadi ajang yang menarik, terutama karena cuaca yang bisa berubah-ubah. Kali ini, prediksi hujan disebut-sebut bisa menjadi faktor penentu. Verstappen sendiri mengakui bahwa kondisi lintasan yang berubah-ubah akibat angin menjadi tantangan tersendiri. “Sangat sulit karena angin yang berubah-ubah. Di sirkuit berkecepatan tinggi seperti ini, mobil sangat sensitif terhadap angin,” ujarnya.
